Pernah, di suatu hari saya mencoba membayangkan seperti apa surga itu. Saya menggabungkan segala bentuk definisi kenikmatan, dan keindahan yang ada di dalam imajinasi. Dan...sungguh,indah sekali.
Warnanya putih, dikatakan jika semua orang memiliki istananya sendiri,maka saya berada di dalamnya, istana dengan warna dan pilar yunani, singgasana romawi, namun memiliki hiasan persia di sudut sudutnya, permadani terhampar, bantal bantal timur tengah yang keemasan, dan bukit rumput hijau.
Memakai jubah seperti yg dikenakan cleopatra, jernihnya air sungai yang mengalir di bawah istana memantulkan gemerlap kecantikan abadi. Bermain bersama bidadari bidadari dan nona istana lainnya *sesama penghuni surga.
Hanya sampai disitu saja imajinasi saya, padahal, percaya jika Allah menjanjikan lebih dari itu. Semua yg saya bayangkan hanyalah sepenggal dari kenikmatannya yang dilukis sempurna di bumi.
Hari ini, ustadz di mesjid tempat saya tarawih bercerita tentang kenikmatan kenikmatan itu. Ia berkata "Umat Nabi Muhammad SAW telah dipastikan akan masuk surga,namun, ada yang masuknya sejak awal penentuan hari pengadilan, ada yang di tengah tengah masa;jadi ia merasakan sikaan neraka dahulu,baru apabila jumlah dosanya telah terbakar habis, ia diizinkan menginjak surga. Yang terakhir adalah mereka yang mungkin bisa dibilang Islam namun berlimpah maksiat..*Naudzubillah mindzalik
Izinkan aku menyentuh gerbang surga mu ya Allah, mengecup permadani istana yang didirikan untukku, dan bermandikan jernih air dalam sungai yang hangatnya segarnya menyesuaikan keinginan si pemilik
Ramadhan ini,walau aku sering terjatuh, merasakan berbagai macam jarum, namun aku tidak bisa tidak melihat keindahan mu, di rumah ku, rumah mu, di tempat tempat lain, dimanapun aku berada aku merasakan matahari di dalam jiwa.