Pages

Senin, 10 Maret 2014

Caleg


Niatnya nyari streaming berita MA yang masi belom jelas diving ke laut ato dibajak, tapi semua stasiun TV berita lagi heboh hebohnya nampilin debat caleg,

Beberapa pendapatnya bingungin, beberapa so so, beberapa sok bikin kata kata diplomatis padahal kalo dipikir pikir lagi ga ada intinya. Kaya lagunya Lorde tuh..

"Making smart with their words again, well I'm bored.."

Ada juga yang narrow minded

"Saya ga setuju sistem pendaftaran kuliah pake serba online. Di kampung saya di Suaui (sensor) bahkan belum ada akses internet, gimana mereka mau bersaing sama anak kota"

Justru karena ada sistem online lah itu jadi tugas kalian nyediain teknologi ke pelosok desa, kalo mau dibuat jadul terus kapan pinternya, kapan melek teknologinya, kapan Indonesia go green  *mulai melenceng. Selain itu penerapan IT di sistem pemerintah bakal mengurangi banyak ketidak efisienan seperti transportasi untuk mengantar formulir pendaftaran, kecurangan dokumen, de el el. 

Cuma sedikit yang cerdas malem ini.

"Kenapa bisa sampe ada geng motor/ geng geng lainnya, pemuda kekurangan sarana dan prasarana untuk ngelampiasin ke arah yang lebih positif"

Simpel tapi bener, coba deh...ada ga si taman kota yang banyak mainannya (selain di surabaya), komposisi lapangan bola gratis udah cukup belom di kota kota besar yang sumpek ama toko usaha, gedung dan rumah rumah, cukup ga si jumlah akses olahraga gratis (di taman kota, dll). Intinya, fasilitas olahraga harus dibanyakin. Orang frustasi itu pelariannya salah satunya ke olahraga, kalo anak anak muda yang gabisa diem itu ga difasilitasin, ya larinya ke...yang negatif .

"Pemuda itu butuh di mentor, mentornya butuh ngereview per waktu yang ditentukan. Misalnya belajar dari perusahaan swasta, parameter mentor nya jelas, misal per tiga bulan, nanti kalo tantangan A sudah terjawab, diberi tantangan yang lebih tinggi tingkatnya"

Bener banget. Cerdas. Oke banget ini. Di perusahaan saya sekarang, presiden organisasi pemudanya kece badai, walaupun mukanya boros tapi borosnya itu ternyata larinya ke otak. Briliant. Dia buat mentoring punya sistem, arah dan output yang equal. Semua mentee harus punya sesi presentasi didepan para mentor, dan parameter penilaiannya akan jelas. Dengan cara ini effort akan terpantik dari kedua belah pihak. Yang dulu mentee nya cuma dengerin masuk kuping kanan-->nyantol dikit-->kebilas sinetron -->ilang gara gara dengerinnya juga sambil mikirin kegalauan hati #tsah , bakalan praktekin apa yang dia dapet. Kemampuan mereka bakal bertambah karena pengalaman (mempraktekan). Buat mentor yang nganggep mentoring cuma sesuatu yang harus diselesaikan bukan di maksimalkan manfaatnya, bakal lebih prepare dan punya arah yang jelas.

Intinya sistem itu batang pohon, ide itu air hujan, dan etos kerja itu pupuk nya.

Kalo daunnya mau banyak, ya buat masing masing 33.3333%
Kalo buahnya mau banyak, ya buat masing masing 100%

Makanya saya bilang caleg butuh mentoring juga. Misalnya distance 'mentoring' learning dari program para gubernur/ walikota yang kreatif itu; Pak Jokowi, Bu Risma, Pak Ganjar, Pak Ridwan Kamil, de el el.

 Biar kebuka horizonnya, ga sempit kaya kamar kos #curhat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar